Langsung ke konten utama

Postingan

Hindari Serangan Petir

Saat musim hujan, warga diimbau waspada acaman petir. Hindari ruang terbuka dan cabut peralatan elektronik yang memancarkan gelombang elektromagnetik  seperti handphone (HP). Gelombang elektromagnetik mudah berinteraksi dengan gelombang petir. Selain itu, warga  diminta menghindari tempat terbuka, seperti lapangan atau persawahan. Baru-baru ini, dua warga di kawasan Ajatappareng terkena petir. Kedua warga itu adalah Ibnu Wahid (25) dan Hariyandi Haruji alias Andi (39). Andi, petani asal Lingkungan Pallae, Kelurahan Arateng, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Sidrap. Ia  meninggal diduga tersambar petir, Kamis, 5 Desember, sekitar pukul 16.30 wita. Peristiwa nahas itu menimpa Andi saat berada di lokasi persawahan. Sekujur tubuhnya mengalami luka terbakar dan melepuh. Sementara itu,  Ibnu Wahid, pekerja drainase di Desa Pincara, Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, tewas disamba petir, Selasa, 3 Desember 2019. Lima pekerja lainnya, Rahmat (50), Puang Nomi (49) Lasuda (40),

Rangkul ODHA

Minggu, 1 Desember 2019, warga Kota Parepare peringati Hari HIV &Aids sedunia, di Lapangan Andi Makkasau. Acara dikemas secara sederhana itu dihadiri ratusan warga. Mereka bersama sejumlah pejabat mengampanyekan tiga zero dalam menekan penularan penyakit mematikan itu. Tiga zero itu adalah, zero infeksi baru, zero perlakukan diskriminasi, dan zero kematian penderita HIV & Aids. Selain itu, para pejabat, relawan, dan pendamping orang dengan HIV & Aids (Odha), bergantian melakukan orasi. Mereka mengajak masyarakat agar tidak membuat stikma kepada Odha. Wakil Walikota Parepare, Pangerang Rahim, saat membacakan sambutan Walikota Parepare HM Taufan Pawe, mengajak, masyarakat bersama-sama mendukung pembangunan Kota Parepare di bidang kesehatan dengan cara ikut berperan menyukseskan program tiga zero dalam mencegah penularan HIV & Aids. "Tiga zero itu, tidak ada lagi orang terinveksi HIV, tidak ada diskriminasi terhadap Odha, dan tidak ada lagi Odha meninggal dun

Perangi Sampah

Setiap hari browsing media online, sudah jadi kebiasaan setiap hari.Sekadar, mencari info sepak bola di negeri Ratu Elisabeth, Juku Eja, dan perkembangan Timnas kategori umur.  Sebuah headline salah satu media terbesar, membuat kaget, sekaligus takut. Media itu, mengulik produksi sampah di negeri zambrut khatulistiwa. "Bahaya," kataku, sambil terus membaca ulasan soal produksi sampah di negeriku.  Saat ini, produksi sampah di Indonesia sudah mencapai 7.300 ton setiap jam.Sampah-sampah itu, paling banyak diproduksi di rumah tangga.  Media itu melansir sebuah survei hanya 49,2 persen rumah tangga melek sampah. Sisanya mereka tak ambil pusing. Hasil survei ini diperoleh dipublikasi Katadata Insight Center (KIC), dari 354 responden dari lima kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya.Survei ini menunjukkan dari 50,8 persen rumah tangga yang tidak memilah sampah.  Survei yang digelar 28 September hingga 1 Oktober 2019 ini, disimpulkan

Pengaruh Gadget bagi Hafidz

                                                    Ilustarsi : (NET) Kini, gadget membuat ketagihan sebagian warga. Kebiasaan menggunakan gadget, sudah melampaui batas. Kaum milineal menggunakan gadget hingga berjam-jam.  Remaja cuek dan egois tak memikirkan kesehatan diri hanya karena sibuk memandangi latar smartphone setiap hari. Orangtua yang seharusnya menjadi pendidik nomor satu mendidik anak-anaknya.  Bukan malah menyerahkan gala pendidikan kepada benda berbadan seribu magnet. Di kalangan pemuda maupun dewasa, jalur pertumbuhan remaja, harus dibentuk dengan alur yang baik.  Problematika gadget membuat sebagian orang lalai. Saat smartphone di genggaman, pikiran dan inspirasi seperti perpustakaan yang memiliki segudang kekuasaan.   Lemahnya iman menambah ringannya melalaikan aktivitas rohani, seperti salat, membaca Alquran dan menghafal Alquran.  Anggota Komunitas One Day, One Juz, Muhammad Fajar Maulana, mengaku, gadget selalu muncul dengan aplikasi terbaru yang mengikuti perkem

Seruput Kopi

Jembatan Sumpang Minangae Kota Parepare di malam hari (Foto mapio.net) Jika Anda jalan-jalan di Kota Parepare, maka tak afdol rasanya, tanpa mengunjungi pusat kuliner di sekitar jembatan Sumpang.  Pada malam hari, pengunjungan akan dimanjakan keramahan alam sambil menyeruput secangkir kopi. Pengunjung juga bisa menikmati pemandangan laut dan warna warni lampu di Kota Parepare di malam hari sambil menikmati kopi, racikan kopi sehat di gerai Kopi TE, Teras Empang.  Beragam jenis kopi disajikan di tempat itu bersama menu yang bisa diminati pengunjung, seperti teh dan panganan khas Bugis, pisang goreng. Tak heran banyak warga dari daerah tetangga memilih mampir sekadar berfoto atau selfi di jembatan tersebut.   Selain berselfi ria dan berswa foto dengan spot yang menarik, pengunjung bisa memanjakan mata dengan penuh warna-warni yang menghiasi di jembatan River Side dan Jembatan Sumpang.   Di Teras Empang sudah ada cafe yang siap memanjakan lidah penikmat kopi. Warkop Kopi TE itu didesai

One Day One Juz

Komunitas One Day One Juz (Odoj) Komisariat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare digagas dua tahun lalu, kini mulai banyak diminati mahasiswa.  Program One Day One Juz untuk membumikan Alquran.   Pembina Odoj, Arfandi MP, Senin, 19 November, mengatakan, program Odoj dibagi menjadi tiga kelas. Yakni kategori C adalah dasar, kategori B pembelajaran tajwid, kategori A telah masuk pembelajaran tilawah, dan melagu.  Odoj memiliki program mengaji luar masjid dan mendakwahkan pentingnya mengaji kepada masyarakat.   "Kita ingin mahasiswa menyisihkan waktu sebentar membaca Alquran. Kita akan membuka cabang komisariat di setiap kampus di Kota Parepare untuk membumikan Alquran," katanya.  Program membumikan Alquran dan melangitkan manusia melalui One Day One Juz dengan cara menolong sesama, membantu sesama, menggenjot kader agar berakhlak baik.   Saat ini, kata dia, pergaulan anak milenial tidak pernah lepas dari HP, sehingga milenial perlu diberikan pengetahuan dengan literatur

Ibu Itu Madrasah Keluarga

"Saya malu sama anak saya. Waktu itu, pagi-pagi saya pakai handuk menuju kamar mandi, tiba-tiba dia menegur saya,  ayah tidak boleh perlihatkan aurat," kata orang tua anak didik di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Andalusia, saat Seminar Parenting, Anakku Harapanku. Cerita itu, membuat peserta Seminar Parenting yang dihadiri guru dan orang tua peserta didik Sekolah Islam Terpadu (SIT) Andalusia Kota Parepare, tepuk tangan. Banyak cerita orang tua, tentang prilaku anaknya setelah didik di SIT Andalusia. Cerita orang itu ditanggapi positif, Direktur Yayasan Andalusia, HA Rahman Saleh. Ia mengatakan, anak didik di SIT Andalusia, diberikan pengetahuan agama dan umum. Selain itu, anak diberikan contoh yang baik dan benar. Mantan anggota DPRD dua periode itu, mengajak orang tua terus menjalin komunikasi dengan guru agar pengajaran di sekolah dan di rumah di sesuaikan. Peran orang tua terutama ibu dalam mendidik anak sangat besar, keluarga adalah madrasah terbesar di dunia i