Langsung ke konten utama

Seruput Kopi

Jembatan Sumpang Minangae Kota Parepare di malam hari (Foto mapio.net)


Jika Anda jalan-jalan di Kota Parepare, maka tak afdol rasanya, tanpa mengunjungi pusat kuliner di sekitar jembatan Sumpang. 

Pada malam hari, pengunjungan akan dimanjakan keramahan alam sambil menyeruput secangkir kopi. Pengunjung juga bisa menikmati pemandangan laut dan warna warni lampu di Kota Parepare di malam hari sambil menikmati kopi, racikan kopi sehat di gerai Kopi TE, Teras Empang. 

Beragam jenis kopi disajikan di tempat itu bersama menu yang bisa diminati pengunjung, seperti teh dan panganan khas Bugis, pisang goreng. Tak heran banyak warga dari daerah tetangga memilih mampir sekadar berfoto atau selfi di jembatan tersebut. 

 Selain berselfi ria dan berswa foto dengan spot yang menarik, pengunjung bisa memanjakan mata dengan penuh warna-warni yang menghiasi di jembatan River Side dan Jembatan Sumpang. 

 Di Teras Empang sudah ada cafe yang siap memanjakan lidah penikmat kopi. Warkop Kopi TE itu didesain dari kayu siap melepas dahaga penikmat kopi. 

Kopi TE akan menyajikan kopi sehat. Peracik Kopi di Kopi TE, Teras Empang, Andi Ikrar Labattoa, mengaku, mengolah kopi harus mengikuti beberapa prosedur agar kopi bisa memberi manfaat bagi tubuh. 

Di dalam kopi mengandung karbohidrat, fruktosa, glukasa, dan banyak lagi kandungan gizinya. Banyak penikmat kopi menganggap, kopi itu hanya mengandung caffein. 

Padahal di dalam kopi banyak senyawa yang baik kesehatan seperti senyawa yang membuat sperma lebih agresif. 

"Bukan penikmat kopinya yang agresif," katanya, tertawa sambil meracik kopi sehat ala Kopi TE. 

 Andi Ittas begitu ia disapa, menyarankan kopi sebaiknya diminum murni atau tanpa campuran. Selain itu, kata dia, mengolah kopi memiliki tingkatan roasting, cara seduh dan single origin termasuk tiga faktor penting yang akan menentukan seperti apa karakteristik kopi yang akan keluar ketika diseduh. 

Saat proses roasting berlangsung, kopinya akan menjadi light, medium, atau dark. Mereka yang menyukai kopi dengan tekstur dan karakteristik lembut, light roast adalah tingkat sangrai yang cocok. 

Biji kopi yang disangrai secara light umumnya hanya terlihat warna coklat kopi. Kopi yang disangrai pada level medium cenderung memiliki rasa yang lebih intens dibandingkan dengan light, tapi kadarnya tetap tidak sekuat dark roast. 

Bisa menghadirkan rasa dan komposisi yang pas. Rasa kopi adalah level medium-dark, tingkatan ini ketika diseduh memiliki karakter pahit dan manis yang nikmat. 

"Sangrai kopi itu terdiri atas light, medium, atau dark.  Sangrai paling baik bagi kesehatan itu light, medium. Jangan menyanrai kopi sampai titik dark. Nah kalau di titik dark, bisa berbahaya bagi kesehatan, bisa menimbulkan penyakit kanker," katanya. 

Ittas bercerita, orang tua kita melarang kita untuk mimun makan yang hangus-hangus bisa mengganggu kesehatan. Batas sangrai kopi itu paling lama medium mendekati dark. 

Untuk kopi dicampur susu sebaiknya disangrai medium. Tubuh membutuhkan 200-250 milligram (mg) kafeein dalam sehari atau setara 2-3 cangkir kopi setiap sehari. 

"Tak boleh lewat. Suhu air juga harus diperhatikan saat kopi diseduh, berpengaruh terhadap kopi. Jangan menyeduh kopi saat air memiliki suhu 95 derajat celcius. Suhu di atas 95 derajat celcius bisa membuat kopi hangus, berbahaya bagi kesehatan," katanya. 

Menurutnya, tidak boleh sembarang meracik kopi, sering kita mendengar ada keluhan setelah minum kopi tak bisa tidur. Padahal, Cafein dalam kopi dirubah menjadi adenosin, membuat penikmat kopi menjadi rileks.  Cafein membantu jantung memompa darah ke otak. Adonesin membantu paruparu mengirim oksigen ke otak. 

 "Mempengaruhi khasiat dan cita rasa kopi ketika diseduh yakni biji kopi, tingkat sangrai, suhu air, dan time ekstraksi.Bisnis coffee shop memang menggiurkan. Tapi sangat disayang kan jika para pengusaha coffee shop hanya mengutamakan sisi bisnisnya saja, tanpa peduli terhadap faedah kopi itu sendiri. Saat ini, banyak mengejar kuantitas mengabaikan kualitas," katanya. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengejar Asa

Terik matahari tak membuat relawan literasi Rumah Masagenae, Rumah Belajar Cinta Damai (RBCD), berhenti.Mereka tetap bersemangat membimbing anak-anak putus sekolah. Mereka berharap, kelak,memiliki masa depan yang cerah, seperti anak-anak pada umumnya.  Pada Sabtu, 8 Februari, tepat pukul 14.25 Wita, relawan bergerak menemui anak jalanan di sudut kota. Relawan bergerak menuju tempat favorit mereka di tengah Kota Bandar Madani. Saat tiba di lokasi, dari jauh, sudah terlihat empat anak-anak kecil berambut kriting, kulitnya putih, mengenakan baju berwana biru.  Duduk di tepian jalan. Temannya memanggilnya IS (nama samaran), ia duduk di belakang sebuah mobil bersama dua kawannya asyik bersenda gurau, ia memegang kaleng, duduk di atas balai-balai beralaskan papan.   "Apa dibiki dek," tanya Nisa, salah satu fasilitator di RBCD. "Lagi tunggu kapal kak," jawab anak laki-laki bertubuh tambun.  "Ayo mi ke RBCD, kita belajar dan bermain lagi," ajaknya.   "Ih, k...

Inilah Pesan Terakhir Abu Bakar Juddah

Kabar duka menyelimuti civitas akademika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare,  guru dan dosen senior di kampus hijau tosca, Dr Abu Bakar Juddah, meninggal dunia, Rabu, 18 November 2020, di kediamannya.  “Selamat Jalan Saudaraku,” ucap Wakil Rektor II Dr H Sudirman L saat pelepasan jenazah almarhum Abu Bakar Juddah, di kediamannya BTN Griya Pondok Indah B Nomor 17 Kebun Sayur, Kecamatan Soreang, Kota Parepare. Kabar berpulangnya ke Rahmatullah mantan Wakil Rektor III Bidang Kerjasama dan Kemahasiswaan IAIN Parepare itu, mengagetkan civitas akademika IAIN Parepare. Dosen dan mahasiswa, melayat ke rumah duka dan mendoakan almarhum agar mendapat tempat paling indah di sisi-Nya. Mereka memasang stutus di media sosialnya dilengkapi dengan foto almarhum, sebagai tanda berduka cita. Rektor IAIN Parepare Dr Ahmad Sultra Rustan, menceritakan kenangan bersama almarhum. Rektor mengenang almarhum sebagai sosok penuh dedikasi, santun, bersahaja, dan bersahabat. "Almarhum seperti sau...

Dekaplah Anakmu

"Didiklah anak ayah dan bunda kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual agar kelak menjadi generasi yang berakhlak mulia," kata seorang ibu kepada anaknya. Anak-anakmu akan menjadi generasi yang menggantikan kita semua. Sehingga ayah dan bunda serta guru memang harus duduk bersama untuk bentuk karakter anak agar mengerti agama dan budayanya. "Saya mengajak ayah dan bunda agar meluangkan waktu di tengah kesibukan kita, memberikan perhatian kepada anak-anak kita. Waktu anak-anak di sekolah sangat terbatas," katanya.  “Suatu saat ayah, merindukan anaknya. Tapi banyak anak yang meluapkan dekapan ayahnya." Tempat  keluarga sebagai maadrazah pertama bagi anak. Berikan perhatian dan waktu yang lebih untuk anak-anak kita.  "Kita perlu gerakan 1821. Yakni pukul 18.00 Wita-pukul 21.00 Wita, televisi dan internet dimatikan. Ayo kita duduk bersama anak, berdiskusi dan saling berbagi pengetahuan. Saya yakin anak-anak akan merinduk...