Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

Rezeki Politik Ngepul

Sang surya baru saja terbit dari ufuk, Jumat, 28 Juli 2017, aktivitas di sebuah warung kopi di bilangan Pasar Senggol riuh, tapi tidak ada saling senggol. Secangkir kopi susu menjadi penghangat tubuh di pagi itu. Kopi khas tersaji  di meja, ditemani Sanggara Balanda dan sejumlah panganan khas bugis ala rakyat. Hangatnya kopi disempurnakan dengan kepulan asap dan aroma nikotin mengepul tanpa dosa menuju ujung langit. Sejumlah lelaki paruh baya duduk berjauhan, mereka berkumpul melepas ketegangan dari aktivitas sepekan. Lelaki paruh baya itu, awalnya tidak saling kenal, masing-masing memegang smartphone kesayangannya. Tanpa saling sapa dan menikmati secangkir kopi kesukaannya. Suasana hening, tiba-tiba berubah menjadi riuh. Saat seorang pengunjung tiba-tiba perlihatkan sebuah berita utama di sebuah surat kabar. Semua saling mendekat dan diskusi tanpa bataspun dimulai. Mereka awalnya banyak yang tidak saling kenal. Akhirnya saling menawarkan sebatang rokok, berlanjut membicarakan

Merawat Ritual Massiara

"Assalamu Alaikum, Massiara, Massiara, Massiara. Meloka massiara (mau silaturahmi)," kata  sekelompok bocah. Mendengar kata yang pelan dan ragu."Mauka  (mau) massiara." Pemilik rumah pun persilakan masuk ke rumahnya dan meminta mencicipi hidangan yang telah disediakan di meja makan. "Masuki Nak, silahkan ambil sendiri," ajak tuan rumah. Tapi anak-anak dengan polos menolak ajakan  tuan rumah. Mereka kor  menjawab."Uangmo puang." Tuan rumah pun memberikan uang yang dibagi secara adil kepada anak-anak yang datang Massiara. "Terima kasih puang," katanya, sambil salaman dan mencium tangan tuan rumah. Bagi orang dewasa, massiara sudah  menjadi budaya yang terjaga sebagai penyambung tali silaturrahmi dengan keluarga, tetangga, dan sahabat di hari raya. Tali silaturahmi yang  dikemas dengan ritual atau budaya massiara untuk bertemu dan saling memaafkan  dengan saudara, keluarga, sahabat, dan tetangga. Mabbaca Doang Sehari sebelum ma

Setialah, Membagi Cinta Bikin Resah

"Sentuhlah dia tepat di hatinya. Dia akan  menjadi menjadi milikmu selamanya," kata ustadz Somad, dai kondang asal Riau, dalam sebuah ceramahnya. Ceramah alumni Al-Azhar Mesir dan Darul Hadis Maroko itu, membuat sohib Tuan Guru bersemangat. Maklum sang sohib sering gagal move on gegara komunikasi yang dibangun tidak pakai hati. Saat merasakan kehilangan, kita akan tahu betapa pentingnya arti seseorang. Cara terbaik untuk move on adalah balikan. Yah, mutar balik. Tidak perlu malu. Tapi jangan asal move on,  jika kamu masih cinta. Yang kamu lihat dari jauh belum tentu lebih baik dari yang ada di sisimu saat ini. Jika hati masih bisa bertaut satu, maka setialah. Setia itu indah, membagi cinta itu hanya bikin resah. Jika sudah telanjur “keluar rumah” ke hati yang lain,  pintu maaf masih terbuka lebar untukmu.  Move on-lah, kembali masuk ke dalamnya, kecuali kalau kamu memang sudah bukan segala baginya lagi.  “Hapuslah jejaknya,” kata Ariel ‘Noah’.  "Setelah itu, tetap buka

"Basuh Kaki" Penyejuk Jiwa

Tulisan ini, mungkin tak bermanfaat bagi Anda. Tulisan ini, bukan soal Pilkada apalagi Pil KB atau kontrasepsi. Tapi tulisan ini bercerita soal anak-anak yang memiliki kerinduan dengan orangtua. Mereka terpaksa berpisah dengan orang-orang yang mereka cintai dan sayangi, karena terlibat masalah hukum. Mungkin, itulah takdir mereka. Anak-anak itu, harus berada di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA), Klas II Parepare, menghabiskan waktu dan belajar dari kisah pahit yang mereka alami sendiri. Kerinduan itu, terobati setelah pengelola LPKA pertemukan orang tua dengan anak-anak binaannya dalam sebuah acara basuh kaki orang tua. Acara yang diliput media itu, memberikan semangat baru bagi puluhan anak-anak binaan LPKA itu. Saat acara baru dimulai, rasa haru dan sedih mulai terasa dari orang tua dan anak binaan. Anak-anak itu, terlihat memegang kaki orang tuanya dan memasukkan ke dalam baskom yang berisi air. Tangan-tangan mungil anak binaan mengusap secara pelan kaki orang tuanya, ses