Saat musim hujan, warga diimbau waspada acaman petir. Hindari ruang terbuka dan cabut peralatan elektronik yang memancarkan gelombang elektromagnetik seperti handphone (HP).
Gelombang elektromagnetik mudah berinteraksi dengan gelombang petir. Selain itu, warga diminta menghindari tempat terbuka, seperti lapangan atau persawahan.
Baru-baru ini, dua warga di kawasan Ajatappareng terkena petir. Kedua warga itu adalah Ibnu Wahid (25) dan Hariyandi Haruji alias Andi (39).
Andi, petani asal Lingkungan Pallae, Kelurahan Arateng, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Sidrap. Ia meninggal diduga tersambar petir, Kamis, 5 Desember, sekitar pukul 16.30 wita.
Peristiwa nahas itu menimpa Andi saat berada di lokasi persawahan. Sekujur tubuhnya mengalami luka terbakar dan melepuh.
Sementara itu, Ibnu Wahid, pekerja drainase di Desa Pincara, Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, tewas disamba petir, Selasa, 3 Desember 2019.
Lima pekerja lainnya, Rahmat (50), Puang Nomi (49) Lasuda (40), Jumadi Patong dan Ismail (45) mengalami luka bakar.
Korban disampar petir saat beristirahat siang di rumah sawah (Saung). Saat itu, kondisi cuaca sedang mendung langit gelap disertai suara gemuruh.
Sambil istrahat, para pekerja ini sedang menggunakan alat elektronika berupa gawai dan headset miliknya.
Lalu bagaimana caranya agar terhindar dari sambaran petir? Dosen Fisika Bumi, Universitas Negeri Makassar (UNM), Dr Muhammad Arsyad, berbagi tips. Menurutnya, petir dan kilat merupakan gejala alam, muncul saat musim hujan.
Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi karena saat hujan terdapat partikel-partikel yang bermuatan listrik di awan.
Partikel bermuatan listrik negatif yang berada di awan, cenderung berinteraksi dengan partikel positif yang dimiliki bumi.
Ketua Prodi Strata Dua (S2) Pendidikan Fisika UNM itu, menyarankan menghindari lokasi yang rawan terkena serangan petir seperti tempat terbuka, tanah lapang, sawah dan jalan raya, serta tempat paling tinggi.
Selain itu, ia mengimbau, tidak menggunakan HP saat terjadi petir. HP memancarkan gelombang elektromagnet sehingga mudah berinteraksi gelombang petir. Jenis gelombangnya sama sehingga menjadi medium atau perantara.
"Jangan menjadi tempat yang paling tinggi di area terbuka. Gelombang petir akan menerobos bahan yang paling tinggi secepatnya sebelum sampai di bumi. Jangan memegang benda yang terbuat dari logam, misalnya HP dan antena radio," katanya.
"Lebih baik, segera menyingkir dari tempat terbuka dan tempat paling tinggi. Lepaskan peralatan elektronik yang digunakan terutama yang terbuat dari logam," katanya
Peneliti Kars Maros itu, menyarankan, melepas ikat pinggang yang ujungnya terbuat dari besi saat terjadi petir. Jangan berlindung di bawah pohon.
Tidak dianjurkan duduk atau berdiri berkelompok di area terbuka, hendaknya jaga jarak aman. Saat berada di area terbuka, bisa jongkok dengan merapatkan dua kaki dan tumit yang bersentuhan.
Menutup telinga dengan sikut yang menyentuh lutut. Petir menyambar mengalir ke dalam tubuh dan tidak akan bereaksi dalam badan.
Keluar dari kolam renang jika terjadi petir. Air bisa menghantarkan listrik secara sempurna, sehingga berbahaya saat berada di kolam renang. (*)
Gelombang elektromagnetik mudah berinteraksi dengan gelombang petir. Selain itu, warga diminta menghindari tempat terbuka, seperti lapangan atau persawahan.
Baru-baru ini, dua warga di kawasan Ajatappareng terkena petir. Kedua warga itu adalah Ibnu Wahid (25) dan Hariyandi Haruji alias Andi (39).
Andi, petani asal Lingkungan Pallae, Kelurahan Arateng, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Sidrap. Ia meninggal diduga tersambar petir, Kamis, 5 Desember, sekitar pukul 16.30 wita.
Peristiwa nahas itu menimpa Andi saat berada di lokasi persawahan. Sekujur tubuhnya mengalami luka terbakar dan melepuh.
Sementara itu, Ibnu Wahid, pekerja drainase di Desa Pincara, Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, tewas disamba petir, Selasa, 3 Desember 2019.
Lima pekerja lainnya, Rahmat (50), Puang Nomi (49) Lasuda (40), Jumadi Patong dan Ismail (45) mengalami luka bakar.
Korban disampar petir saat beristirahat siang di rumah sawah (Saung). Saat itu, kondisi cuaca sedang mendung langit gelap disertai suara gemuruh.
Sambil istrahat, para pekerja ini sedang menggunakan alat elektronika berupa gawai dan headset miliknya.
Lalu bagaimana caranya agar terhindar dari sambaran petir? Dosen Fisika Bumi, Universitas Negeri Makassar (UNM), Dr Muhammad Arsyad, berbagi tips. Menurutnya, petir dan kilat merupakan gejala alam, muncul saat musim hujan.
Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi karena saat hujan terdapat partikel-partikel yang bermuatan listrik di awan.
Partikel bermuatan listrik negatif yang berada di awan, cenderung berinteraksi dengan partikel positif yang dimiliki bumi.
Ketua Prodi Strata Dua (S2) Pendidikan Fisika UNM itu, menyarankan menghindari lokasi yang rawan terkena serangan petir seperti tempat terbuka, tanah lapang, sawah dan jalan raya, serta tempat paling tinggi.
Selain itu, ia mengimbau, tidak menggunakan HP saat terjadi petir. HP memancarkan gelombang elektromagnet sehingga mudah berinteraksi gelombang petir. Jenis gelombangnya sama sehingga menjadi medium atau perantara.
"Jangan menjadi tempat yang paling tinggi di area terbuka. Gelombang petir akan menerobos bahan yang paling tinggi secepatnya sebelum sampai di bumi. Jangan memegang benda yang terbuat dari logam, misalnya HP dan antena radio," katanya.
"Lebih baik, segera menyingkir dari tempat terbuka dan tempat paling tinggi. Lepaskan peralatan elektronik yang digunakan terutama yang terbuat dari logam," katanya
Peneliti Kars Maros itu, menyarankan, melepas ikat pinggang yang ujungnya terbuat dari besi saat terjadi petir. Jangan berlindung di bawah pohon.
Tidak dianjurkan duduk atau berdiri berkelompok di area terbuka, hendaknya jaga jarak aman. Saat berada di area terbuka, bisa jongkok dengan merapatkan dua kaki dan tumit yang bersentuhan.
Menutup telinga dengan sikut yang menyentuh lutut. Petir menyambar mengalir ke dalam tubuh dan tidak akan bereaksi dalam badan.
Keluar dari kolam renang jika terjadi petir. Air bisa menghantarkan listrik secara sempurna, sehingga berbahaya saat berada di kolam renang. (*)
Komentar