Langsung ke konten utama

Postingan

Perangi Sampah

Setiap hari browsing media online, sudah jadi kebiasaan setiap hari.Sekadar, mencari info sepak bola di negeri Ratu Elisabeth, Juku Eja, dan perkembangan Timnas kategori umur.  Sebuah headline salah satu media terbesar, membuat kaget, sekaligus takut. Media itu, mengulik produksi sampah di negeri zambrut khatulistiwa. "Bahaya," kataku, sambil terus membaca ulasan soal produksi sampah di negeriku.  Saat ini, produksi sampah di Indonesia sudah mencapai 7.300 ton setiap jam.Sampah-sampah itu, paling banyak diproduksi di rumah tangga.  Media itu melansir sebuah survei hanya 49,2 persen rumah tangga melek sampah. Sisanya mereka tak ambil pusing. Hasil survei ini diperoleh dipublikasi Katadata Insight Center (KIC), dari 354 responden dari lima kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya.Survei ini menunjukkan dari 50,8 persen rumah tangga yang tidak memilah sampah.  Survei yang digelar 28 September hingga 1 Oktober 2019 ini, disimpulkan

Pengaruh Gadget bagi Hafidz

                                                    Ilustarsi : (NET) Kini, gadget membuat ketagihan sebagian warga. Kebiasaan menggunakan gadget, sudah melampaui batas. Kaum milineal menggunakan gadget hingga berjam-jam.  Remaja cuek dan egois tak memikirkan kesehatan diri hanya karena sibuk memandangi latar smartphone setiap hari. Orangtua yang seharusnya menjadi pendidik nomor satu mendidik anak-anaknya.  Bukan malah menyerahkan gala pendidikan kepada benda berbadan seribu magnet. Di kalangan pemuda maupun dewasa, jalur pertumbuhan remaja, harus dibentuk dengan alur yang baik.  Problematika gadget membuat sebagian orang lalai. Saat smartphone di genggaman, pikiran dan inspirasi seperti perpustakaan yang memiliki segudang kekuasaan.   Lemahnya iman menambah ringannya melalaikan aktivitas rohani, seperti salat, membaca Alquran dan menghafal Alquran.  Anggota Komunitas One Day, One Juz, Muhammad Fajar Maulana, mengaku, gadget selalu muncul dengan aplikasi terbaru yang mengikuti perkem

Seruput Kopi

Jembatan Sumpang Minangae Kota Parepare di malam hari (Foto mapio.net) Jika Anda jalan-jalan di Kota Parepare, maka tak afdol rasanya, tanpa mengunjungi pusat kuliner di sekitar jembatan Sumpang.  Pada malam hari, pengunjungan akan dimanjakan keramahan alam sambil menyeruput secangkir kopi. Pengunjung juga bisa menikmati pemandangan laut dan warna warni lampu di Kota Parepare di malam hari sambil menikmati kopi, racikan kopi sehat di gerai Kopi TE, Teras Empang.  Beragam jenis kopi disajikan di tempat itu bersama menu yang bisa diminati pengunjung, seperti teh dan panganan khas Bugis, pisang goreng. Tak heran banyak warga dari daerah tetangga memilih mampir sekadar berfoto atau selfi di jembatan tersebut.   Selain berselfi ria dan berswa foto dengan spot yang menarik, pengunjung bisa memanjakan mata dengan penuh warna-warni yang menghiasi di jembatan River Side dan Jembatan Sumpang.   Di Teras Empang sudah ada cafe yang siap memanjakan lidah penikmat kopi. Warkop Kopi TE itu didesai

One Day One Juz

Komunitas One Day One Juz (Odoj) Komisariat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare digagas dua tahun lalu, kini mulai banyak diminati mahasiswa.  Program One Day One Juz untuk membumikan Alquran.   Pembina Odoj, Arfandi MP, Senin, 19 November, mengatakan, program Odoj dibagi menjadi tiga kelas. Yakni kategori C adalah dasar, kategori B pembelajaran tajwid, kategori A telah masuk pembelajaran tilawah, dan melagu.  Odoj memiliki program mengaji luar masjid dan mendakwahkan pentingnya mengaji kepada masyarakat.   "Kita ingin mahasiswa menyisihkan waktu sebentar membaca Alquran. Kita akan membuka cabang komisariat di setiap kampus di Kota Parepare untuk membumikan Alquran," katanya.  Program membumikan Alquran dan melangitkan manusia melalui One Day One Juz dengan cara menolong sesama, membantu sesama, menggenjot kader agar berakhlak baik.   Saat ini, kata dia, pergaulan anak milenial tidak pernah lepas dari HP, sehingga milenial perlu diberikan pengetahuan dengan literatur

Ibu Itu Madrasah Keluarga

"Saya malu sama anak saya. Waktu itu, pagi-pagi saya pakai handuk menuju kamar mandi, tiba-tiba dia menegur saya,  ayah tidak boleh perlihatkan aurat," kata orang tua anak didik di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Andalusia, saat Seminar Parenting, Anakku Harapanku. Cerita itu, membuat peserta Seminar Parenting yang dihadiri guru dan orang tua peserta didik Sekolah Islam Terpadu (SIT) Andalusia Kota Parepare, tepuk tangan. Banyak cerita orang tua, tentang prilaku anaknya setelah didik di SIT Andalusia. Cerita orang itu ditanggapi positif, Direktur Yayasan Andalusia, HA Rahman Saleh. Ia mengatakan, anak didik di SIT Andalusia, diberikan pengetahuan agama dan umum. Selain itu, anak diberikan contoh yang baik dan benar. Mantan anggota DPRD dua periode itu, mengajak orang tua terus menjalin komunikasi dengan guru agar pengajaran di sekolah dan di rumah di sesuaikan. Peran orang tua terutama ibu dalam mendidik anak sangat besar, keluarga adalah madrasah terbesar di dunia i

Ayah...Bangun Salat Subuh.

Saya terharu, anak saya membangunkan saya dengan cara memukul-mukul kaki saya.  Ayah, ayah bangun, temani saya salat di masjid, saya bangun dan memeluk anak anaknya.  "Saya menangis dan berterima kasih kepada anak saya. Sejak itu, saya selalu salat subuh bersama anak saya di masjid," kata Ustaz Hasan Mahido, menirukan orang tua anak didik di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Arrahmah Makassar.  Itulah sekelumit testimoni pada Seminar Parenting Anakku Harapanku SIT Andalusia Parepare.  Ustaz Hasan mengajak orang tua bersyukur diberikan contoh dan teladan dari Rasulullah dalam mendidik anak.   Contoh mendidik anak dari Rasululah itu, sudah komplik. Rasulullah mampu mendidik istri-istrinya, anaknya, dan cucunya dengan baik dan benar.  Saat ini, banyak orang tua kehilangan orientasi karena gagal mengajari akhlak dan prilaku yang baik kepada anak-anaknya.   HP itu memiliki manual book agar bisa awet. Tapi, mendidik anak, kita tidak ada manual book. Jadi suami dan istri tak ada m

Apa Kabar Guru?

 Apa kabar guruku? Mungkin kabarnya tidak begitu baik, ada kegelisahan. Gelisah karena anak didiknya belum mampu menerapkan dan mengamalkan pendidikan karakter dengan baik di sekolah, masyarakat, maupun di rumah. Gelisah karena strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan belum mampu membuat anak didiknya menyerap semua materi yang diajarkan dengan baik. Jika kabarnya baik, maka mungkin guru merasa enjoy berada di zona nyaman dan tak keluar dari zona nyaman. Guru yang berada di zona nyaman, pasti tidak mau keluar dari zona itu. Cobalah keluar dari zona itu dengan sebuah gagasan menciptakan strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang membuat anak didik bisa merindukan guru di kelas. Saat ini, guru memiliki tantangan besar, pendidik harus memiliki bekal yang baik menghadapi anak-anak milenial. Anak-anak milenial yang serba digital, masih di rahim ibunya sudah mengenal android dan hidup di dunia generasi digital. Bisa dibayangkan guru hidup di generasi revolusi ind