Langsung ke konten utama

Ibu Sepanjang Masa

Ketua Wanita Islam (WI) Kota Parepare, DrNurhayati, mengatakan, peringatan Hari Ibu kali ini digelar berbagai kegiatan yang bisa menjadi inspirasi seperti lomba cerita dan foto dari Ibu untuk Ibu, serta lomba masak tradisional, barobbo.  

Lomba itu, menggambarkan perjuangan seorang Ibu kepada anak-anaknya. Seorang anak, kata dia, memiliki cerita tersendiri bagi Ibunya. 

Lomba itu ternyata ini menarik, setiap Ibu memiliki cerita berbeda-beda, mereka memiliki pengalaman tersendiri bersama Ibunya. 

"Cerita yang diangkat dari Ibu untuk Ibu. Ceritanya diharapkan menginspirasi Ibu dan anak-anaknya," katanya.

Ketua Panitia Andi Nurhajayani, mengatakan, inspirasi seorang Ibu bukan hanya pada Hari Ibu, tapi setiap saat dan sepanjang masa. Ibu tidak pernah lelah, mengandung, melahirkan, merawat, membesarkan, dan memberikan pendidikan, hingga mandiri. 

 "Sebenarnya sulit menuliskan sebuah kata untuk menggambarkan kehebatan seorang Ibu. Kami berharap, cerita yang ditulis peserta lomba ini bisa menjadi inspirasi bagi anak-anak milenial," katanya. 

Wali Kota Parepare, HM Taufan Pawe, saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Ibu, membacakan sambutan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, berharap. ada peningkatan kesetaraan gender untuk pembangunan. 

Ia mengajak, kaum ibu mengispirasi generasi. Menurut Taufan, hari Ibu lahir dari pergerakan perempuan Indonesia diawali dengan Kongres Perempuan Pertama 22 Desember 1928 di Yogyakarta. 

Tema Hari Ibu, kali ini, kata dia, Memperjuangkan Hak Perempuan dalam Perkawinan, Melawan Perkawinan Anak, dan Pendidikan Perempuan. 

"Hari Ibu sebagai sebuah momentum kebangkitan bangsa, penggalangan rasa persatuan dan kesatuan serta gerak perjuangan kaum perempuan yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia," katanya. 

Menurutnya, perempuan Indonesia masa kini, harus sadar bahwa mereka mempunyai akses dan memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki mendaptkan akses ekonomi, politik, sosial, dan sebagainya (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Minggu : Arti Kata Sekolah dan Belajar

       (ilustrasi dw.com) Tiga hari sebelum dimulai pembelajaran semester genap, tahun ajaran 2020 - 2021, Tuan Guru 'dicecar' sejumlah pertanyaan dari anak didiknya. Di Whatshapp Grup, puluhan pertanyaan seputar kapan belajar, kapan sekolah, kapan belajar tatap muka, dan lainnya. Tuan Guru menjawab pertanyaan anak didiknya dengan sabar. Selain itu, ia membagikan tautan atau link berita berkaitan informasi belajar tatap muka semester genap. Alhamdulillah, anak didik Tuan Guru mulai memahami kondisi di era pandemi. Jumlah warga terpapar Virus Korona, terus bertambah. Hari ini, Minggu, 3 Januari 2020, Tuan Guru ingin berbagi pengetahuan sedikit mengenai arti dan makna kata sekolah dan belajar.  Bukan menggurui, tapi berbagi, meski sudah benyak mengetahui arti dan makna dua diksi itu, tapi sering ada yang keliru. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata sekolah itu bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Saya kuti

Sokko Bolong

Sabtu, 19 Desember, sang surya nampak malu-malu, menampakkan dirinya dari ufuk. Suhu pagi itu  cukup hangat. Di ujung timur garis horison, terlihat awan tebal, masih menyelimuti pegunungan. Nampaknya rinai akan membasah bumiku beberapa hari ke depan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Bmkg), prediksi hujan masih mengguyur Kota Parepare dan sekitarnya, beberapa hari ke depan. Matahari mulai menghangatkan bumi yang basah selama tiga hari terakhir, diguyur hujan. Membuatku butuh kehangatan.  Berita banjir dan meluapnya Salo Karajae, dan sebagian warga di bilangan Bacukiki harus mengungsi menjadi isu hangat di berbagai media, baik media cetak, media siber, maupun media sosial. Saya berdoa semoga hujan membawa keberkahan dan penambah rezeki bagi kita semua. "Aaminn," doaku. Suhu dingin selama tiga hari ini membangkitkan selera makanku. Bahkan makin membuncah, ingin menikmati sokko bolong (ketan hitam). Pagi-pagi, istri saya menyediakan menu yang sudah kurindukan itu. M

Perangi Sampah

Setiap hari browsing media online, sudah jadi kebiasaan setiap hari.Sekadar, mencari info sepak bola di negeri Ratu Elisabeth, Juku Eja, dan perkembangan Timnas kategori umur.  Sebuah headline salah satu media terbesar, membuat kaget, sekaligus takut. Media itu, mengulik produksi sampah di negeri zambrut khatulistiwa. "Bahaya," kataku, sambil terus membaca ulasan soal produksi sampah di negeriku.  Saat ini, produksi sampah di Indonesia sudah mencapai 7.300 ton setiap jam.Sampah-sampah itu, paling banyak diproduksi di rumah tangga.  Media itu melansir sebuah survei hanya 49,2 persen rumah tangga melek sampah. Sisanya mereka tak ambil pusing. Hasil survei ini diperoleh dipublikasi Katadata Insight Center (KIC), dari 354 responden dari lima kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya.Survei ini menunjukkan dari 50,8 persen rumah tangga yang tidak memilah sampah.  Survei yang digelar 28 September hingga 1 Oktober 2019 ini, disimpulkan