Setiap pagi, saya jogging, selain meregangkan otot-otot juga menghirup udara segar, agar badan makin bugar di tengah pandemi Corona Virus Disease (Covid-19).
Patuhi protokol kesehatan, jaga kebersihan, jaga jarak, cuci tangan setelah beraktivitas di luar rumah, dan pakai masker untuk memutus mata rantai penyebaran Virus Korona.
Jumat, 4 Desember, putriku Aisyah bersama bundanya jalan pagi, sekaligus beli nasi kuning, buat sarapan. Pagi itu ia tertarik menu nasi kuning.
Saat perjalanan pulang, Aisyah tertarik sebuah tumbuhan merambat di pinggir jalan, buahnya mulai menguning dan pembungkus buah juga mengering.
Di kampung saya, buah itu saya sebut anggur kuning. Buah kecil bulat, isinya mirip markisa. Namanya Markisa Hutan, rasanya manis. Tumbuhan itu tumbuh liar di semak.
Aisyah memetik buah markisa hutan dan bawa pulang bersama nasi kuning dan kue.
Tanaman Passiflora foetida itu tumbuh liar, seperti di hutan, pesisir pantai, sawah atau ladang terbuka.
Buahnya bisa dimakan. Menurut sejumlah blog dan website, Markisa Hutan bermanfaat bagi kesehatan.
Saat di jalan, Aisyah juga menemukan kucing, ia meminta, agar kue tadi disedehkan satu untuk kucing.
"Kita juga harus sedekah dan sayang sama kucing. Kucing itu mahluk paling disayangi Nabi," katanya.
Saat di rumah, ia bercerita dengan penuh semangat - menceritakan apa dialami selama jalan pagi dan beli nasi kuning.
"Tadi waktu beli nasi kuning, kita dikasi (berikan) kue, semua orang beli nasi kuning juga diberikan kue. Kue apa namanya Bunda," tanya Aisya.
"Penjual nasi kuning itu berbagi dengan sesama, namanya Jumat Berkah," jawab Bundanya.
Bunda pun menceritakan, Hari Jumat itu, waktu yang istimewa bagi umat Islam. Di hari mulia itu, Allah menghadirkan kebaikan-kebaikan dan limpahan rahmat serta kasih sayangnya bagi makhluknya, seperti manusia.
Di hari Jumat juga Rasulullah Muhammad Saw, memerintahkan umatnya memperbanyak amal saleh dan amalan dijanjikan berlipat ganda.
Kitab Mukasyafatul Qulub yang ditulis Imam Ghazali, dikutip islami. co, mengisahkan, Nabi Musa AS pernah bertanya kepada Allah SWT, tentang amalan kebaikan.
“Wahai Allah, aku sudah melaksanakan ibadah yang engkau perintahkan. Manakah di antara ibadahku yang engkau senangi, apakah shalatku?”
Allah SWT kemudian menjawab, “Salatmu itu hanya untukmu sendiri. Karena shalat membuat engkau terpelihara dari perbuatan keji dan munkar.”
Kemudian Nabi Musa AS bertanya lagi kepada Allah SWT, “Apakah dzikirku?”
Lalu Allah SWT menjawab, “Dzikirmu itu untuk dirimu sendiri. Karena dzikir membuat hatimu menjadi tenang.”
Nabi Musa AS masih penasaran, dan mengatakan, “Apakah puasaku?”
Allah SWT menjawab, “Puasamu itu hanya untukmu saja. Karena puasa melatih diri dan mengekang hawa nafsumu.”
"Lalu ibadah apa yang membuat Engkau senang ya Allah," ucap Nabi Musa AS.
Kemudian Allah SWT menjawab, “Sedekah. Tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang kesusahan dengan sedekah, sesungguhnya aku berada di sampingnya.”
Sedekah ibadah atau perbuatan, memiliki nilai pahala tinggi bagi diri sendiri dan memberikan kebahagiaan bagi orang lain yang sedang kesulitan.
Abdul Aziz bin Umair berkata, salat hanya mengantarkanmu sampai setengah perjalanan surga.
Sedangkan puasa hanya mengantarmu hingga ke depan pintu surga, akan tetapi sedekah memasukkanmu ke dalam surga. (*)
Komentar