Langsung ke konten utama

Tukang Jahit Saja Belajar Fisika

                                                  ilustarasi. net

Konon, ada seorang bapak yang berprofesi sebagai tukang jahit, menyuruh anaknya membeli kain di pasar. Ia pesan kain sepanjang 20 jengkal.

"Tolong Nak, ke pasar beli kain, 20 jengkal," pintanya sambil memberikan catatan berisi ukuran dan jenis kain yang dipesan.

Sang anak tanpa eling ke pasar mematuhi titah orang tua. Saat tiba  di pasar, ia memesan kain sesuai pesanan bapaknya.

"Bu, bapak saya pesan kain 20 jengkal," katanya kepada penjual kain sambil menyerahkan kertas putih berisi detail kain pesanan.

Penjual kain, mengambil kain dan memotong menggunakan gunting, lalu mengukur menggunakan jengkal tangan kanannya, 

Setelah dipotong dan diukur, kain pesanan dimasukkan dalam kantong plastik, lalu sang anak bawa pulang ke rumahnya. Saat tiba di rumah, kain itu diserahkan ke bapaknya. 

"Ini  kainnya," katanya, sambil menyerahkan kain pesanan. Tukang jahit mengukur ulang menggunankan jengkal tangan kanan. 

Ia kaget, ternyata kain pesanan bapaknya tak sesuai pesanan, panjangnya hanya 18 jengkal. Sang Bapak meminta anaknya mengembalikan kain, karena tak sesuai pesanan, 20 jengkal.

"Kembalikan kainnya, beri tahu penjualnya, pesanan tak sesuai, hanya 18 jengkal," pintahnya ke anaknya.

Sang anak ke pasar, mengembalikan ke penjual. Penjual kain mengukur, panjang kain 20 jengkal. 

"Coba dilihat, saya ukur ulang. Panjangnya 20 jengkal," katanya. Sang anak mengambil dan menyerahkan ke bapaknya. 

Sang anak, bolak balik ke pasar, ukurannya tetap sama, 20 jengkal versi penjual dan 18 jengkal versi pembeli. 

Cerita di atas, menggambarkan pentingnya menggunakan besaran, satuan, dan alat ukur dengan sistem internasional atau digunakan di seluruh pasar di dunia.

Penjual atau pedagang mestinya menggunakan alat ukur standar dan satuan baku, sehingga di mana dan kapanpun nilainya tetap sama. 

Membandingkan ukuran benda,  kita butuh  alat ukur untuk mengetahui hasil ukuran yang benar, seperti meteran dan timbangan untuk mengukur besaran dan satuan.

Sebelum ada alat ukur standar menggunakan jengkal, hasta, maupun langkah untuk mengetahui panjang suatu benda. 

Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, serta diikuti dengan satuan. 

Satuan adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyatakan hasil pengukuran atau pembanding dalam suatu pengukuran tertentu. 

Selain itu, kita diwajibkan jujur dalam menggunakan alat ukur saat transaksi jual beli. Jujur menakar dan menimbang barang  sesuai  (QS. Al-An’am: 152) 

“…Dan Sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil…” 

Mengurangi takaran atau timbangan saat transaksi jual beli merupakan perbuatan dosa yang dimurkai Allah

“Celakalah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) Orang orang-yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka meminta dicukupkan, dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain) mereka menguranginya” (QS. Al-Muthaffifin: 1-3). (*)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengejar Asa

Terik matahari tak membuat relawan literasi Rumah Masagenae, Rumah Belajar Cinta Damai (RBCD), berhenti.Mereka tetap bersemangat membimbing anak-anak putus sekolah. Mereka berharap, kelak,memiliki masa depan yang cerah, seperti anak-anak pada umumnya.  Pada Sabtu, 8 Februari, tepat pukul 14.25 Wita, relawan bergerak menemui anak jalanan di sudut kota. Relawan bergerak menuju tempat favorit mereka di tengah Kota Bandar Madani. Saat tiba di lokasi, dari jauh, sudah terlihat empat anak-anak kecil berambut kriting, kulitnya putih, mengenakan baju berwana biru.  Duduk di tepian jalan. Temannya memanggilnya IS (nama samaran), ia duduk di belakang sebuah mobil bersama dua kawannya asyik bersenda gurau, ia memegang kaleng, duduk di atas balai-balai beralaskan papan.   "Apa dibiki dek," tanya Nisa, salah satu fasilitator di RBCD. "Lagi tunggu kapal kak," jawab anak laki-laki bertubuh tambun.  "Ayo mi ke RBCD, kita belajar dan bermain lagi," ajaknya.   "Ih, k...

Inilah Pesan Terakhir Abu Bakar Juddah

Kabar duka menyelimuti civitas akademika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare,  guru dan dosen senior di kampus hijau tosca, Dr Abu Bakar Juddah, meninggal dunia, Rabu, 18 November 2020, di kediamannya.  “Selamat Jalan Saudaraku,” ucap Wakil Rektor II Dr H Sudirman L saat pelepasan jenazah almarhum Abu Bakar Juddah, di kediamannya BTN Griya Pondok Indah B Nomor 17 Kebun Sayur, Kecamatan Soreang, Kota Parepare. Kabar berpulangnya ke Rahmatullah mantan Wakil Rektor III Bidang Kerjasama dan Kemahasiswaan IAIN Parepare itu, mengagetkan civitas akademika IAIN Parepare. Dosen dan mahasiswa, melayat ke rumah duka dan mendoakan almarhum agar mendapat tempat paling indah di sisi-Nya. Mereka memasang stutus di media sosialnya dilengkapi dengan foto almarhum, sebagai tanda berduka cita. Rektor IAIN Parepare Dr Ahmad Sultra Rustan, menceritakan kenangan bersama almarhum. Rektor mengenang almarhum sebagai sosok penuh dedikasi, santun, bersahaja, dan bersahabat. "Almarhum seperti sau...

Dekaplah Anakmu

"Didiklah anak ayah dan bunda kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual agar kelak menjadi generasi yang berakhlak mulia," kata seorang ibu kepada anaknya. Anak-anakmu akan menjadi generasi yang menggantikan kita semua. Sehingga ayah dan bunda serta guru memang harus duduk bersama untuk bentuk karakter anak agar mengerti agama dan budayanya. "Saya mengajak ayah dan bunda agar meluangkan waktu di tengah kesibukan kita, memberikan perhatian kepada anak-anak kita. Waktu anak-anak di sekolah sangat terbatas," katanya.  “Suatu saat ayah, merindukan anaknya. Tapi banyak anak yang meluapkan dekapan ayahnya." Tempat  keluarga sebagai maadrazah pertama bagi anak. Berikan perhatian dan waktu yang lebih untuk anak-anak kita.  "Kita perlu gerakan 1821. Yakni pukul 18.00 Wita-pukul 21.00 Wita, televisi dan internet dimatikan. Ayo kita duduk bersama anak, berdiskusi dan saling berbagi pengetahuan. Saya yakin anak-anak akan merinduk...