Langsung ke konten utama

Jagalah Adab

ilustrasi breedi.com

Penghuni negeri rimba makin riuh. Bukan gegara penebangan hutan liar. Bukan juga sengketa lahan, apalagi gegara sengketa Pilkada.

Para monyet lagi reuni via daring. Grup Whatshapp (WA), mengenang masa-masa indah, saat berseragam abu-abu dan putih.

Kawanan  monyet sesekali terbahak-bahak, mendengarkan cerita sang idola yang dihormati. Kaya dan berwibawah, meski tampannya pas-pasan.

Penghuni rimba selalu memuji dan merindukan rayuannya. Tak jarang ada yang dibuat baper atau terbawa perasaan, ingin segera bertemu di dunia nyata.

Berkat kecerdasannya menguntai kata, membuat para monyet  betina memujinya hingga aliran darahnya mengalir kencang sampai ubun-ubun. 

"Sepanjang hidupku,  aku akan mengenang dan memikirkanmu," kata om Nyet, begitu panggilan akrab dari monyet betina.

Ucapan Om Nyet di sebuah aplikasi milik negeri paman sam itu disambut senyum, bibir monyet betina mengambang tertarik ke belakang sepanjang tiga centimeter. 

Tersenyum sempurna. Hatinya berbunga-bunga. Ingin segera bertemu. Monyet betina tersipu malu, aliran darahnya mengalir kencang. Ia menyambutnya dengan kata-kata lope, lope, lope Om Nyet.

Mereka terbahak, membuat para penghuni rimba penasaran. Para gajah, badak,  dan penghuni lainnya mulai mendekat.

"Ada apa yah om Gajah, seru banget," tanya badak.

"Hemmm, para monyet sedang reuni via WA, jangan ribut," jawabnya. 

"Apa itu reuni," tanya lagi badak. 

"Makanya buat grub WA juga biar kita bisa reunian," kata Gajah dengan ketus. Badak hanya menganggukan kepalanya, maklum tak paham makna reuni. Bahkan tak pernah reuni.

Tiba-Tiba  para monyet kembali terbahak, sang Om Nyet tiba mengeluarkan rayuannya. Kali ini, rayuannya membuat monyet betina yang sudah punya pasangan itu kian baper.

"Aku akan mengingatmu di sepertiga malamku," katanya. 

Para monyet betina histeris, dan mengirimkan emotion bergambar love berwarna kuning.

"Aku padamu Om Nyet," tulis monyet betina lainnya. 

Malam kian larut, suasana kian mengharu biru. Ayam hutan mulai berkokok, tanda dini hari dan fajar mulai menyingsing. Para monyet betina tertidur.

Cerita ini, fiktif dan rekaan belaka. Jika ada kesamaan tempat dan ceritanya, maka hanya kebetulan saja.

"Hati-hati, menggunakan WA, semua percakapan bisa dibuka kembali, baik menggunakan aplikasi maupun, tanpa aplikasi," kata si Kancil, memberikan nasihat.

"Semakin sering dihapus, jejaknya kian jelas."

Para penghuni rimba  diminta menggunakan media sosial dengan bijak. 

Chat Kebaikan

Bercattinglah yang mengandung kebaikan, menjaga adab,  adab kesopanan, tidak menyebabkan fitnah dan tidak khalwat. 

Chatting dengan siapa saja tidak dilarang. Yang dilarang adalah chatting yang menyebabkan  individu merasakan ada hubungan istimewa.

Hendaklah kalian (para wanita) tetap di rumah kalian dan hindarilah kalian bertabarruj dan seperti tabarruj orang orang Jahiliyah yang dahulu…” (QS. Al Ahzab: 33)

“Tidak halal bagi seorang wanita untuk mengizinkan orang lain masuk ke rumahnya, tanpa persetujan suaminya.” (H.R. Bukhari).


Manjalah Pada Tempatnya

Seakrab apapun Anda dengan suami atau istri teman, atau suami/istri keluarga jangan lupakan adab. 

"Tidak perlu memberikan emoticon love, kiss, dan lain-lain. Emoticon tersebut  seharusnya engkau berikan kepada suamimu atau istrimu," tulis sebuah status akun FB. 

Chat seperlunya dan tidak perlu berlebih-lebihan. Manjalah pada tempatnya, milikili rasa malu. Jadilah perempuan dan laki-laki   yang tahu diri dan menjaga Adab.

“Janganlah ada di antara kalian yang berkhalwat dengan seorang wanita kecuali dengan mahramnya,” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Tiadalah seorang lelaki dan perempuan itu jika mereka berdua - duaan melainkan syaitanlah yang ketiganya,” (Hadis Sahih)." (*)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Minggu : Arti Kata Sekolah dan Belajar

       (ilustrasi dw.com) Tiga hari sebelum dimulai pembelajaran semester genap, tahun ajaran 2020 - 2021, Tuan Guru 'dicecar' sejumlah pertanyaan dari anak didiknya. Di Whatshapp Grup, puluhan pertanyaan seputar kapan belajar, kapan sekolah, kapan belajar tatap muka, dan lainnya. Tuan Guru menjawab pertanyaan anak didiknya dengan sabar. Selain itu, ia membagikan tautan atau link berita berkaitan informasi belajar tatap muka semester genap. Alhamdulillah, anak didik Tuan Guru mulai memahami kondisi di era pandemi. Jumlah warga terpapar Virus Korona, terus bertambah. Hari ini, Minggu, 3 Januari 2020, Tuan Guru ingin berbagi pengetahuan sedikit mengenai arti dan makna kata sekolah dan belajar.  Bukan menggurui, tapi berbagi, meski sudah benyak mengetahui arti dan makna dua diksi itu, tapi sering ada yang keliru. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata sekolah itu bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Saya kuti

Sokko Bolong

Sabtu, 19 Desember, sang surya nampak malu-malu, menampakkan dirinya dari ufuk. Suhu pagi itu  cukup hangat. Di ujung timur garis horison, terlihat awan tebal, masih menyelimuti pegunungan. Nampaknya rinai akan membasah bumiku beberapa hari ke depan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Bmkg), prediksi hujan masih mengguyur Kota Parepare dan sekitarnya, beberapa hari ke depan. Matahari mulai menghangatkan bumi yang basah selama tiga hari terakhir, diguyur hujan. Membuatku butuh kehangatan.  Berita banjir dan meluapnya Salo Karajae, dan sebagian warga di bilangan Bacukiki harus mengungsi menjadi isu hangat di berbagai media, baik media cetak, media siber, maupun media sosial. Saya berdoa semoga hujan membawa keberkahan dan penambah rezeki bagi kita semua. "Aaminn," doaku. Suhu dingin selama tiga hari ini membangkitkan selera makanku. Bahkan makin membuncah, ingin menikmati sokko bolong (ketan hitam). Pagi-pagi, istri saya menyediakan menu yang sudah kurindukan itu. M

Perangi Sampah

Setiap hari browsing media online, sudah jadi kebiasaan setiap hari.Sekadar, mencari info sepak bola di negeri Ratu Elisabeth, Juku Eja, dan perkembangan Timnas kategori umur.  Sebuah headline salah satu media terbesar, membuat kaget, sekaligus takut. Media itu, mengulik produksi sampah di negeri zambrut khatulistiwa. "Bahaya," kataku, sambil terus membaca ulasan soal produksi sampah di negeriku.  Saat ini, produksi sampah di Indonesia sudah mencapai 7.300 ton setiap jam.Sampah-sampah itu, paling banyak diproduksi di rumah tangga.  Media itu melansir sebuah survei hanya 49,2 persen rumah tangga melek sampah. Sisanya mereka tak ambil pusing. Hasil survei ini diperoleh dipublikasi Katadata Insight Center (KIC), dari 354 responden dari lima kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya.Survei ini menunjukkan dari 50,8 persen rumah tangga yang tidak memilah sampah.  Survei yang digelar 28 September hingga 1 Oktober 2019 ini, disimpulkan