Penghuni negeri rimba makin riuh. Bukan gegara penebangan hutan liar. Bukan juga sengketa lahan, apalagi gegara sengketa Pilkada.
Para monyet lagi reuni via daring. Grup Whatshapp (WA), mengenang masa-masa indah, saat berseragam abu-abu dan putih.
Kawanan monyet sesekali terbahak-bahak, mendengarkan cerita sang idola yang dihormati. Kaya dan berwibawah, meski tampannya pas-pasan.
Penghuni rimba selalu memuji dan merindukan rayuannya. Tak jarang ada yang dibuat baper atau terbawa perasaan, ingin segera bertemu di dunia nyata.
Berkat kecerdasannya menguntai kata, membuat para monyet betina memujinya hingga aliran darahnya mengalir kencang sampai ubun-ubun.
"Sepanjang hidupku, aku akan mengenang dan memikirkanmu," kata om Nyet, begitu panggilan akrab dari monyet betina.
Ucapan Om Nyet di sebuah aplikasi milik negeri paman sam itu disambut senyum, bibir monyet betina mengambang tertarik ke belakang sepanjang tiga centimeter.
Tersenyum sempurna. Hatinya berbunga-bunga. Ingin segera bertemu. Monyet betina tersipu malu, aliran darahnya mengalir kencang. Ia menyambutnya dengan kata-kata lope, lope, lope Om Nyet.
Mereka terbahak, membuat para penghuni rimba penasaran. Para gajah, badak, dan penghuni lainnya mulai mendekat.
"Ada apa yah om Gajah, seru banget," tanya badak.
"Hemmm, para monyet sedang reuni via WA, jangan ribut," jawabnya.
"Apa itu reuni," tanya lagi badak.
"Makanya buat grub WA juga biar kita bisa reunian," kata Gajah dengan ketus. Badak hanya menganggukan kepalanya, maklum tak paham makna reuni. Bahkan tak pernah reuni.
Tiba-Tiba para monyet kembali terbahak, sang Om Nyet tiba mengeluarkan rayuannya. Kali ini, rayuannya membuat monyet betina yang sudah punya pasangan itu kian baper.
"Aku akan mengingatmu di sepertiga malamku," katanya.
Para monyet betina histeris, dan mengirimkan emotion bergambar love berwarna kuning.
"Aku padamu Om Nyet," tulis monyet betina lainnya.
Malam kian larut, suasana kian mengharu biru. Ayam hutan mulai berkokok, tanda dini hari dan fajar mulai menyingsing. Para monyet betina tertidur.
Cerita ini, fiktif dan rekaan belaka. Jika ada kesamaan tempat dan ceritanya, maka hanya kebetulan saja.
"Hati-hati, menggunakan WA, semua percakapan bisa dibuka kembali, baik menggunakan aplikasi maupun, tanpa aplikasi," kata si Kancil, memberikan nasihat.
"Semakin sering dihapus, jejaknya kian jelas."
Para penghuni rimba diminta menggunakan media sosial dengan bijak.
Chat Kebaikan
Bercattinglah yang mengandung kebaikan, menjaga adab, adab kesopanan, tidak menyebabkan fitnah dan tidak khalwat.
Chatting dengan siapa saja tidak dilarang. Yang dilarang adalah chatting yang menyebabkan individu merasakan ada hubungan istimewa.
Hendaklah kalian (para wanita) tetap di rumah kalian dan hindarilah kalian bertabarruj dan seperti tabarruj orang orang Jahiliyah yang dahulu…” (QS. Al Ahzab: 33)
“Tidak halal bagi seorang wanita untuk mengizinkan orang lain masuk ke rumahnya, tanpa persetujan suaminya.” (H.R. Bukhari).
Manjalah Pada Tempatnya
Seakrab apapun Anda dengan suami atau istri teman, atau suami/istri keluarga jangan lupakan adab.
"Tidak perlu memberikan emoticon love, kiss, dan lain-lain. Emoticon tersebut seharusnya engkau berikan kepada suamimu atau istrimu," tulis sebuah status akun FB.
Chat seperlunya dan tidak perlu berlebih-lebihan. Manjalah pada tempatnya, milikili rasa malu. Jadilah perempuan dan laki-laki yang tahu diri dan menjaga Adab.
“Janganlah ada di antara kalian yang berkhalwat dengan seorang wanita kecuali dengan mahramnya,” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Tiadalah seorang lelaki dan perempuan itu jika mereka berdua - duaan melainkan syaitanlah yang ketiganya,” (Hadis Sahih)." (*)
Komentar