Bulan Suci Ramadan, tempat menabur benih kebaikan. Ramadan, ladang amal ibadah. Ramadan, tempat berbagi dengan sesama. Ramadan, madrasah menguji iman dan takwa bagi umat yang beriman.
Saat Ramadan, semua kebaikan bernilai ibadah. Amal kebaikan dilipatgandaakan. Mari muhasabah diri agar kita mendapat predikat taqwa.
Ramadan dan lebaran datang serta pergi, setiap tahun. Semoga kita dipertemukan Ramadan berikutnya. Tapi, apakah kita sudah bercermin pada diri sendiri, sebelum ibadah kita dihisap, kelak.
Saat Ramadan, semua kebaikan bernilai ibadah. Amal kebaikan dilipatgandaakan. Mari muhasabah diri agar kita mendapat predikat taqwa.
Ramadan dan lebaran datang serta pergi, setiap tahun. Semoga kita dipertemukan Ramadan berikutnya. Tapi, apakah kita sudah bercermin pada diri sendiri, sebelum ibadah kita dihisap, kelak.
Jangan gadai amalan Ramadan dengan sifat ketidakjujuran dan kesewenangan. Berkata dan berbuat jujur memang sulit, terkadang orang di sekitar kita menjadi marah. Kejujuran memang kadang tidak menjajikan kemewahan, tapi selalu memberi kedamaian qalbu.
Saat ini, sikap jujur, bukan menjadi pedoman utama sebagian umat, tapi kejujuran selalu memberi kenikmatan hidup.
Saat ini, sikap jujur, bukan menjadi pedoman utama sebagian umat, tapi kejujuran selalu memberi kenikmatan hidup.
Sikap jujur tak selalu berakhir indah, tapi jujur selalu diujikan dan diamalkan. Jujur kerkadang terasa susah, tapi bisa diamalkan. Sifat jujur janganlah lekang. Berkata benar muka belakang, jujur harus ikhlas, agar hidupmu tidak kecewa (Gus Mus).
Puasa orang beriman diterima, jika mampu menundukan hawa nafsu duniawi selama bulan Ramadan dan mengoptimalkan ibadah dengan penuh keikhlasan.
Di hari fitri, kita akan mendapatkan penghargaan yang luar biasa, yakni rahmat, magfirah, dan ampunan. Penghargaan itu, diuji setelah Ramadan, yakni meningkatnya kesalehan individu dan sosial.
Di hari fitri, kita akan mendapatkan penghargaan yang luar biasa, yakni rahmat, magfirah, dan ampunan. Penghargaan itu, diuji setelah Ramadan, yakni meningkatnya kesalehan individu dan sosial.
Hari fitri, tempat marajut tali silaturahmi, saling memaafkan dan memberi maaf. Selama Ramadan, kita sukses melawan nafsu duniawi, mengerjakan yang halal. Semoga setelah Ramadan, hal-hal yang dilarang atau haram tidak dikerjakan.
Idulfitri sebagai ajang merefleksi diri agar mendekatkan diri pada Sang Pencipta Alam dan mampu mengasah kepekaan sosial di tengah-tengah masyarakat.
****
Saat ini seluruh dunia dihadapkan berada bayang-bayang Virus Corona, membuat kita tidak bebas beraktifitas. Virus pertama kali ditemukan di Wuhan itu, menjangkiti jutaan warga di seluruh jagat raya.
Saya yakin, semua kejadian ini tidak terlepas atas izin Allah SWT. Hamba beriman harus menyikapi dengan bijak.
"Tidak ada suatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan barang siapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
(QS. At-Taghabun 64: Ayat 11)
Mari kita melakukan pencegahan penularan virus mematikan itu dengan menjaga kebersihan, mencuci tangan dan selalu memakai masker apabila keluar rumah.
Social Distancing dan Physical Distancing atau menjaga jarak juga penting kita terapkan, terlebih menjauhi kerumunan.
Musibah ini menjadi ujian bagi kita. Ujian ini harus dihadapi dengan sabar. Kesabaran menguatkan keimanan dan ketaqwaan kita.
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 96)
Setelah berpuasa, ujian kita menjaga lisan dan perbuatan kita serta berbuat baik kepada sesama. Mari kita belajar pada lebah.
Lebah selalu melihat dan mencium yang baik. Meski berada di tempat kotor dan busuk. Selalu mencari yang baik. Beda dengan lalat, meski berada di tempat yg bersih mata dan hidungnya selalu mengendus myang busuk.
Lalu bagaimana dengan mata, telinga, dan hidung kita, semoga mata kita tetap menatap yang baik-baik. Hidung kita mencium yang harum. Telinga mendengar yang baik. Ujian sesungguhnya baru dimulai. Jagalah kebersihan mata, hidung, mulut dan telinga kita. Selamat Hari Raya Idulfitri.(*)
****
Saat ini seluruh dunia dihadapkan berada bayang-bayang Virus Corona, membuat kita tidak bebas beraktifitas. Virus pertama kali ditemukan di Wuhan itu, menjangkiti jutaan warga di seluruh jagat raya.
Saya yakin, semua kejadian ini tidak terlepas atas izin Allah SWT. Hamba beriman harus menyikapi dengan bijak.
"Tidak ada suatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan barang siapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
(QS. At-Taghabun 64: Ayat 11)
Mari kita melakukan pencegahan penularan virus mematikan itu dengan menjaga kebersihan, mencuci tangan dan selalu memakai masker apabila keluar rumah.
Social Distancing dan Physical Distancing atau menjaga jarak juga penting kita terapkan, terlebih menjauhi kerumunan.
Musibah ini menjadi ujian bagi kita. Ujian ini harus dihadapi dengan sabar. Kesabaran menguatkan keimanan dan ketaqwaan kita.
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 96)
Setelah berpuasa, ujian kita menjaga lisan dan perbuatan kita serta berbuat baik kepada sesama. Mari kita belajar pada lebah.
Lebah selalu melihat dan mencium yang baik. Meski berada di tempat kotor dan busuk. Selalu mencari yang baik. Beda dengan lalat, meski berada di tempat yg bersih mata dan hidungnya selalu mengendus myang busuk.
Lalu bagaimana dengan mata, telinga, dan hidung kita, semoga mata kita tetap menatap yang baik-baik. Hidung kita mencium yang harum. Telinga mendengar yang baik. Ujian sesungguhnya baru dimulai. Jagalah kebersihan mata, hidung, mulut dan telinga kita. Selamat Hari Raya Idulfitri.(*)