Langsung ke konten utama

Rawat Bumi dengan Kebaikan Kecil

Selasa, 21 April 2020, Tuan Guru, mendapat pesan via, Whatshapp (WA), di layar Smartphone  berisi permintaan membuat tulisan merawat bumi.

Tuan Guru mendapat perintah, publikasi lewat media tentang prilaku warga  menjaga, merawat, dan menyelamatkan bumi dari ancaman pemanasan global.

Ya, Prodi Fisika, Pendidikan Fisika dan Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Makassar (UNM) bekerjasama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)  dan Physical Society of Indonesia (PSI) Cabang Makassar, punya hajatan. Hajatan yang tak biasa, bincang santai lewat aplikasi video konferensi,  memperingati Hari Bumi 2020.

Dosen  sekaligus orang tua kami di Prodi Fisika UNM, Dr Muhammad Arsyad, Selasa, 21, April,  berpesan agar hajatan peringatan Hari Bumi di tengah pandemi Corona Virus Disease (Covid19) digelar sesuai protokol kesehatan.

Peringatan Hari Bumi digelar lewat bincang santai selama tiga hari (21-23, April) lewat aplikasi video konferensi melibatkan mahasiswa, dosen, guru, dan pemerhati bumi dan lingkungan.

Kita bincang santai, kita  bahas ada apa dengan bumi? Apakah ia sedang baik-baik saja. Ternyata  tidak, bumi kita sedang sakit, bumi kita sedang tidak baik-baik  saja.

"Saat ini,   bumi kita butuh perhatian dari kita semua menjaga dan merawatnya. Lalu  apa yang bisa kita lakukan untuk bumi kita di tengah pandemi COVID-19."

Ayo tetap di rumah, jaga kesehatan, tetap belajar dan membuat aksi kecil yang bisa "Sembuhkan Bumi dari Pandemi Corona dengan Aksi Iklim".

Mahasiswa, dosen, guru, dan masyarakat yang lagi di rumah mari bersama belajar bersama menjaga dan mencintai bumi, meskipun dalam keadaan rebahan di rumah.

Bjncang santai, kini memasuki tahap kedua, Selasa,  21 April 2020 bahas tema Air, Bumi dan Lingkungan,  Rabu, 22 April, mengusung tema Covid-19 dan Penyembuhan Bumi.

Peringati Hari Bumi di tengah pandemi, 22 April 2020, masyarakat dunia diingatkan  agar menjaga dan merawat bumi dari kerusakan akibat pemanasan global.

Mari merawat bumi tak perlu langkah besar, perbuatan dan prilaku kecil bisa menyelamatkan bumi dari kerusakan. Langkah kecil itu, bisa menanam satu tanaman di halaman rumah, halaman kantor, halaman sekolah, halaman kampus.

Pohon akan menyuplai oksigen yang bersih  bagi  manusia. Selain itu,  pohon akan memerangi perubahan iklim dan membuat bumi kian sejuk dan adem.

 Aksi lain yang bisa dilakukan mendaur ulang sampah plastik dengan cara mengolahnya menjadi kerajinan tangan dan pot tanaman agar sampah plastik tidak sampai ke laut. Sampah plastik di laut, merusak ekoaistem dan biota laut.

Penduduk bumi diingatkan untuk hemat air,  menghemat air, salahnsatu cara menjaga cadangan air bersih.

Menghemat energi  listrik selain bisa mengurangi biaya yang harus dibayarkan setiap bulan  juga  menjaga bumi tetap sejuk sesuai keinginan penghuninya. Manusia.

Saatnya, mengurangi polusi dan membatasi penggunaan kendaraan bermotor. Ya, saat ini, polusi di kota-kota besar di dunia pun mulai bekurang, akibat larangan bepergian. Atmosfer semakin bersih dari polusi dan lapisan ozon kian baik.

Lakukanlah kebaikan kecil menyelamatkan bumi,  seperti mematikan lampu yang tak dibutuhkan, menanam pohon di halaman rumah, mengurangi penggunaan energi fosil, mengurangi penggunaan mesin pendingin.

Ayo rawatlah bumi kita  dengan perbuatan kecil dan baik. Perbuat kecil ini, bisa dilakukan secara konstan atau secara terus menerus dan manjadi kebiasaan, maka Anda sudah merawat dan menjaga  bumi. (*)

Postingan populer dari blog ini

Mengejar Asa

Terik matahari tak membuat relawan literasi Rumah Masagenae, Rumah Belajar Cinta Damai (RBCD), berhenti.Mereka tetap bersemangat membimbing anak-anak putus sekolah. Mereka berharap, kelak,memiliki masa depan yang cerah, seperti anak-anak pada umumnya.  Pada Sabtu, 8 Februari, tepat pukul 14.25 Wita, relawan bergerak menemui anak jalanan di sudut kota. Relawan bergerak menuju tempat favorit mereka di tengah Kota Bandar Madani. Saat tiba di lokasi, dari jauh, sudah terlihat empat anak-anak kecil berambut kriting, kulitnya putih, mengenakan baju berwana biru.  Duduk di tepian jalan. Temannya memanggilnya IS (nama samaran), ia duduk di belakang sebuah mobil bersama dua kawannya asyik bersenda gurau, ia memegang kaleng, duduk di atas balai-balai beralaskan papan.   "Apa dibiki dek," tanya Nisa, salah satu fasilitator di RBCD. "Lagi tunggu kapal kak," jawab anak laki-laki bertubuh tambun.  "Ayo mi ke RBCD, kita belajar dan bermain lagi," ajaknya.   "Ih, k...

Inilah Pesan Terakhir Abu Bakar Juddah

Kabar duka menyelimuti civitas akademika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare,  guru dan dosen senior di kampus hijau tosca, Dr Abu Bakar Juddah, meninggal dunia, Rabu, 18 November 2020, di kediamannya.  “Selamat Jalan Saudaraku,” ucap Wakil Rektor II Dr H Sudirman L saat pelepasan jenazah almarhum Abu Bakar Juddah, di kediamannya BTN Griya Pondok Indah B Nomor 17 Kebun Sayur, Kecamatan Soreang, Kota Parepare. Kabar berpulangnya ke Rahmatullah mantan Wakil Rektor III Bidang Kerjasama dan Kemahasiswaan IAIN Parepare itu, mengagetkan civitas akademika IAIN Parepare. Dosen dan mahasiswa, melayat ke rumah duka dan mendoakan almarhum agar mendapat tempat paling indah di sisi-Nya. Mereka memasang stutus di media sosialnya dilengkapi dengan foto almarhum, sebagai tanda berduka cita. Rektor IAIN Parepare Dr Ahmad Sultra Rustan, menceritakan kenangan bersama almarhum. Rektor mengenang almarhum sebagai sosok penuh dedikasi, santun, bersahaja, dan bersahabat. "Almarhum seperti sau...

Dekaplah Anakmu

"Didiklah anak ayah dan bunda kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual agar kelak menjadi generasi yang berakhlak mulia," kata seorang ibu kepada anaknya. Anak-anakmu akan menjadi generasi yang menggantikan kita semua. Sehingga ayah dan bunda serta guru memang harus duduk bersama untuk bentuk karakter anak agar mengerti agama dan budayanya. "Saya mengajak ayah dan bunda agar meluangkan waktu di tengah kesibukan kita, memberikan perhatian kepada anak-anak kita. Waktu anak-anak di sekolah sangat terbatas," katanya.  “Suatu saat ayah, merindukan anaknya. Tapi banyak anak yang meluapkan dekapan ayahnya." Tempat  keluarga sebagai maadrazah pertama bagi anak. Berikan perhatian dan waktu yang lebih untuk anak-anak kita.  "Kita perlu gerakan 1821. Yakni pukul 18.00 Wita-pukul 21.00 Wita, televisi dan internet dimatikan. Ayo kita duduk bersama anak, berdiskusi dan saling berbagi pengetahuan. Saya yakin anak-anak akan merinduk...