Langsung ke konten utama

Berantas Narkoba

Peredaran narkotika seperti tak ada habisnya, bak cendawan yang tumbuh di musim hujan. Setiap tahun, penangkapan barang haram itu, meningkat.

Polisi, Tentara, Bea dan Cukai, harus bersama mayarakat, turun tangan perangi peredaran narkotika di lingkungan masing-masing.

Selain itu, orang tua harus lebih waspada, mengontrol dan mengawasi pergaulan anaknya secara ketat, kenali siapa temannya. Jika muncul gejala mencurigakan, segera ditangani.

Saat ini, para bandar perluas jaringannya dengan menyasar anak-anak, sebagai pasar baru.

Data Badan Narkotika Nasional (BNN) 2019, menunjukkan pemakai narkoba meningkat 0,03 persen. Pengguna narkoba menjadi 3,6 juta orang. Sindikat narkoba mengincar pengguna yang berusia 15-65 tahun, sebagai pasarnya. Jangan biarkan Indonesia menjadi pasar narkoba internasional.

Para penjahat narkoba, mengincar Indonesia sebagai pasar menggiurkan. Harga narkoba di Indonesia mahal. Lebih mahal dari emas. Di China satu gram dijual seharga Rp20 ribu, di Iran Rp50 ribu. Sementara di Indonesia satu gram Rp1,5 juta.

Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Kota Parepare, Dr Hannani Yunus, Rabu, 18 Desember, prihatin masih tingginya peredaran narkoba. Terbukti pengungkapan kasus narkoba di berbagai daerah masih tinggi. Ia mengajak, para penceramah ikut berantas narkoba, lewat ceramah dan khutbah di masjid.

Menurutnya, masyarakat harus buka mata dan membantu penegak hukum berantas kejahatan seperti narkoba dan traficking (penjualan orang). Masyarakat jangan takut melaporkan ke pihak berwajib jika menemukan transaksi barang haram.

"Orang tua harus mengawasi dan mengontrol pergaulan anaknya lebih ketat. Jika muncul gejala mencurigakan, maka segera ditangani. Misalnya uang jajannya tiba-tiba naik drastis dan orang tua sering kehilangan uang, patut diwaspadai," katanya.

Bagi Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare itu, orang tua harus lebih hati-hati, para bandar dan mafia narkotika, menyasar anak-anak sebagai pasarnya. Awalnya diberikan secara gratis, setelah kecanduan, mereka cari bandar atau pengedar beli narkoba.

Pencegah lainnya, kata dia, perlu pengawasan lebih ketat di Pelabuhan Nusantara Parepare, pelabuhan dijadikan jalur masuk dari Malaysia. Polisi, Bea dan Cukai dibantu masyarakat, kata dia, harus perketat pengawasan.

"Perlu juga dipasang alat pendeteksi narkoba berupa X-Ray di pintu masuk dan keluar pelabuhan, sehingga semua barang bawaan penumpang bisa terdeteksi," katanya. (*)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengejar Asa

Terik matahari tak membuat relawan literasi Rumah Masagenae, Rumah Belajar Cinta Damai (RBCD), berhenti.Mereka tetap bersemangat membimbing anak-anak putus sekolah. Mereka berharap, kelak,memiliki masa depan yang cerah, seperti anak-anak pada umumnya.  Pada Sabtu, 8 Februari, tepat pukul 14.25 Wita, relawan bergerak menemui anak jalanan di sudut kota. Relawan bergerak menuju tempat favorit mereka di tengah Kota Bandar Madani. Saat tiba di lokasi, dari jauh, sudah terlihat empat anak-anak kecil berambut kriting, kulitnya putih, mengenakan baju berwana biru.  Duduk di tepian jalan. Temannya memanggilnya IS (nama samaran), ia duduk di belakang sebuah mobil bersama dua kawannya asyik bersenda gurau, ia memegang kaleng, duduk di atas balai-balai beralaskan papan.   "Apa dibiki dek," tanya Nisa, salah satu fasilitator di RBCD. "Lagi tunggu kapal kak," jawab anak laki-laki bertubuh tambun.  "Ayo mi ke RBCD, kita belajar dan bermain lagi," ajaknya.   "Ih, k...

Inilah Pesan Terakhir Abu Bakar Juddah

Kabar duka menyelimuti civitas akademika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare,  guru dan dosen senior di kampus hijau tosca, Dr Abu Bakar Juddah, meninggal dunia, Rabu, 18 November 2020, di kediamannya.  “Selamat Jalan Saudaraku,” ucap Wakil Rektor II Dr H Sudirman L saat pelepasan jenazah almarhum Abu Bakar Juddah, di kediamannya BTN Griya Pondok Indah B Nomor 17 Kebun Sayur, Kecamatan Soreang, Kota Parepare. Kabar berpulangnya ke Rahmatullah mantan Wakil Rektor III Bidang Kerjasama dan Kemahasiswaan IAIN Parepare itu, mengagetkan civitas akademika IAIN Parepare. Dosen dan mahasiswa, melayat ke rumah duka dan mendoakan almarhum agar mendapat tempat paling indah di sisi-Nya. Mereka memasang stutus di media sosialnya dilengkapi dengan foto almarhum, sebagai tanda berduka cita. Rektor IAIN Parepare Dr Ahmad Sultra Rustan, menceritakan kenangan bersama almarhum. Rektor mengenang almarhum sebagai sosok penuh dedikasi, santun, bersahaja, dan bersahabat. "Almarhum seperti sau...

Dekaplah Anakmu

"Didiklah anak ayah dan bunda kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual agar kelak menjadi generasi yang berakhlak mulia," kata seorang ibu kepada anaknya. Anak-anakmu akan menjadi generasi yang menggantikan kita semua. Sehingga ayah dan bunda serta guru memang harus duduk bersama untuk bentuk karakter anak agar mengerti agama dan budayanya. "Saya mengajak ayah dan bunda agar meluangkan waktu di tengah kesibukan kita, memberikan perhatian kepada anak-anak kita. Waktu anak-anak di sekolah sangat terbatas," katanya.  “Suatu saat ayah, merindukan anaknya. Tapi banyak anak yang meluapkan dekapan ayahnya." Tempat  keluarga sebagai maadrazah pertama bagi anak. Berikan perhatian dan waktu yang lebih untuk anak-anak kita.  "Kita perlu gerakan 1821. Yakni pukul 18.00 Wita-pukul 21.00 Wita, televisi dan internet dimatikan. Ayo kita duduk bersama anak, berdiskusi dan saling berbagi pengetahuan. Saya yakin anak-anak akan merinduk...