Langsung ke konten utama

Rezeki Ngepul di Warkop

Demam Piala Duni 2018, melanda semua kalangan di pelosok dunia, termasuk di Kota Parepare, penikmat bola rela begadang menunggu tim jagoannya beraksi di lapangan hijau.

Penikmat bola ramai-ramai mendatangi warung kopi (warkop) yang menyajikan acara nonton bareng (nobar) dan menyediakan layar lebar. Momentum ini, dimanfaatkan pemilik warkop menarik minat warga yang ingin menghabiskan malam bersama kopi hangat dan menyaksikan riuhnya pertandingan sepak bola sejagat raya.

Kopi khas tersaji  di meja, ditemani dan sejumlah penganan khas bugis ala rakyat. Hangatnya kopi disempurnakan dengan kepulan asap dan aroma nikotin mengepul tanpa dosa menuju ujung langit.

Sejumlah lelaki paruh baya duduk berdekatan, mereka berkumpul melepas ketegangan dari aktivitas sepekan. Mereka menjagokan tim dan pemain favoritnya sambil menikmati secangkir kopi kesukaannya.

Perbincangan hangat membahas siapa jagoan yang tersingkir bahkan saling bercanda dengan membuat gambar lucu mendeskripsikan  karakter pemain dan tim yang tersingkir.

Warung kopi sudah menjadi wadah silahturahmi antar masyarakat dengan status sosial berbeda. Apalagi saat ini, musim Piala Dunia semakin banyak masyarakat berbondong- bondong ke warung kopi, tua sampai muda menyaksikan tim jagoannya berlaga di Rusia, perebutkan mahkota juara dunia.

Kondisi ini disambut pengusaha warkop dengan senyum, rezeki Piala Dunia mulai muncul.  Babak delapan besar Piala Dunia 2018, telah usai, para tim memasuki babak semifinal yang pertemukan Prancis vs Belgia dan Inggris vs Kroasi.

Di Warkop Lentera Sweetness Jalan Jenderal Sudirman, kemarin, memberikan tawaran menarik bagi pengunjung, penonton yang nobar di warkop tersebut dan membeli segelas kopi dan mendapatkan kupon undian.

Kupon itu akan diundi setelah pertandingan  selesai. Salah satu pengunjung Warkop Lentera, Aswad yang mendapatkan hadiah hiburan berupa T-shirt mengaku gembira. “Kita tidak hanya nobar piala dunia, tapi juga bisa dapat hiburan menarik,” ujarnya.

Sementara itu Owner Warkop Lentera Sweetness, Wira mengaku, selama Piala Dunia 2018, tempatnya menggelar nobar. “Alhamdulillah, antusias pengunjung datang nobar di sini. Apalagi selama piala dunia kita gelar nonton bareng,” kata Wira.

Sementara itu, Kapolres Pangkep AKBP Tulus Sinaga yang menggantikan AKBP Bambang Wijanarko, ikut nobar di Logos Cafe and Resto, kemarin. Ia bersama Dandim 1421 Pangkep, Letkol Kav Budi Medina serta Wakil Ketua DPRD Pangkep H Rizaldi Parumpa.

Kapolres Pangkep menilai, tim Inggris adalah tim yang memiliki pemain potensial, serta kuat karena dihuni oleh pemain-pemain muda yang energik. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Minggu : Arti Kata Sekolah dan Belajar

       (ilustrasi dw.com) Tiga hari sebelum dimulai pembelajaran semester genap, tahun ajaran 2020 - 2021, Tuan Guru 'dicecar' sejumlah pertanyaan dari anak didiknya. Di Whatshapp Grup, puluhan pertanyaan seputar kapan belajar, kapan sekolah, kapan belajar tatap muka, dan lainnya. Tuan Guru menjawab pertanyaan anak didiknya dengan sabar. Selain itu, ia membagikan tautan atau link berita berkaitan informasi belajar tatap muka semester genap. Alhamdulillah, anak didik Tuan Guru mulai memahami kondisi di era pandemi. Jumlah warga terpapar Virus Korona, terus bertambah. Hari ini, Minggu, 3 Januari 2020, Tuan Guru ingin berbagi pengetahuan sedikit mengenai arti dan makna kata sekolah dan belajar.  Bukan menggurui, tapi berbagi, meski sudah benyak mengetahui arti dan makna dua diksi itu, tapi sering ada yang keliru. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata sekolah itu bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Saya kuti

Sokko Bolong

Sabtu, 19 Desember, sang surya nampak malu-malu, menampakkan dirinya dari ufuk. Suhu pagi itu  cukup hangat. Di ujung timur garis horison, terlihat awan tebal, masih menyelimuti pegunungan. Nampaknya rinai akan membasah bumiku beberapa hari ke depan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Bmkg), prediksi hujan masih mengguyur Kota Parepare dan sekitarnya, beberapa hari ke depan. Matahari mulai menghangatkan bumi yang basah selama tiga hari terakhir, diguyur hujan. Membuatku butuh kehangatan.  Berita banjir dan meluapnya Salo Karajae, dan sebagian warga di bilangan Bacukiki harus mengungsi menjadi isu hangat di berbagai media, baik media cetak, media siber, maupun media sosial. Saya berdoa semoga hujan membawa keberkahan dan penambah rezeki bagi kita semua. "Aaminn," doaku. Suhu dingin selama tiga hari ini membangkitkan selera makanku. Bahkan makin membuncah, ingin menikmati sokko bolong (ketan hitam). Pagi-pagi, istri saya menyediakan menu yang sudah kurindukan itu. M

Perangi Sampah

Setiap hari browsing media online, sudah jadi kebiasaan setiap hari.Sekadar, mencari info sepak bola di negeri Ratu Elisabeth, Juku Eja, dan perkembangan Timnas kategori umur.  Sebuah headline salah satu media terbesar, membuat kaget, sekaligus takut. Media itu, mengulik produksi sampah di negeri zambrut khatulistiwa. "Bahaya," kataku, sambil terus membaca ulasan soal produksi sampah di negeriku.  Saat ini, produksi sampah di Indonesia sudah mencapai 7.300 ton setiap jam.Sampah-sampah itu, paling banyak diproduksi di rumah tangga.  Media itu melansir sebuah survei hanya 49,2 persen rumah tangga melek sampah. Sisanya mereka tak ambil pusing. Hasil survei ini diperoleh dipublikasi Katadata Insight Center (KIC), dari 354 responden dari lima kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya.Survei ini menunjukkan dari 50,8 persen rumah tangga yang tidak memilah sampah.  Survei yang digelar 28 September hingga 1 Oktober 2019 ini, disimpulkan